#Review Revolusi by Reza Nufa

Diantara Keinginan dan Kewajiban, Mana yang Kamu Pilih?


Identitas buku
Judul : Revolusi
Penulis : Reza Nufa
Penerbit : Bypass
Ketebalan : 280 halaman
Cetakan : 1. Bogor, Juni 2013

Reza Nufa - Penulis kelahiran November 1989 ini adalah pecandu buku. Dia mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2009. Hobinya bermain bulutangkis, tidak suka buncis, dan mudah terpancing untuk membahas isu yang tengah merebak dimasyarakat. Belakangan ini menurut tweet-tweet yang saya baca, dia sedang melakukan PEDEKATE dengan salah satu personil JKT48. apa sudah jadian? saya tidah tahu, tanyakan sendiri ya hahaha. Karyanya antara lain Iqra'! (DivaPress, 2011) dan Hanif (DivaPress, 2013). Cerpennya juga tergabung dalam buku Lovediction (KPG, 2013). Celotehnya dapat disimak di Twitter @rezanufa, Facebook Reza Nufa. Karya-karya lainnya banyak ditampilkan di blog rezanufa.wordpress.com.  
***

Novel Revolusi ini menceritakan tentang 3 tokoh utama, yakni : Irham, Fajar, dan Dira. ketiganya terlibat cinta segitiga dimana kisah cinta mereka diwarnai dengan kisah perpolitikan negara tempat mereka tinggal. Indonesia. Pada awalnya, Fajar adalah gebetan Novi (sahabatnya Dira), yang namanya menyukai seseorang ada beberapa orang yang bertindak sebagai stalker. dan Novi adalah bagian dari mereka. Novi selalu ingin melihat Fajar dari jarak dekat, sekedar melihatnya berorasi sebagai pemimpin demonstrasi mahasiswa dikampusnya, Trisakti. pekerjaan Novi ini melibatkan dira sebagai sahabatnya. dimana ada Fajar, disitulah ada Novi dan pasti bersama Dira. namun, suatu hari ketika fajar bertemu mereka berdua. Fajar hanya menyapa dira, bukan novi. bahkan Fajar meminta nomor handphone dira, dimana kejadian ini membuat persahabatan dira dengan novi sempat renggang. novi salah paham, tapi akhirnya novi rela kalau fajar jadian dengan dira. namun tentu cinta kadang tak sesuai dengan keinginan di dunia nyata. 

karena kenakalan Dira yang tidak juga mempunyai SIM sebagai pengendara motor, dan tindakannya yang sering masuk jalur khusus transjakarta ketika kemacetan membuatnya penat setelah kuliah seharian. Dia bertemu Irham, sang polisi. pada awal pertemuan mereka, Irham mencegatnya karena lagi-lagi Dira melewati jalur khusus transjakarta. Jawaban cerdas Dira saat ditanya irham untuk menunjukkan SIM nya adalah, 
"Apa bapak bisa jamin, kalau saya punya SIM, saya tidak akan ugal-ugalan lagi?"
merasa dipermainkan, irham membawa dira (irham mengenal dira masih sebagai laki-laki karena penampilannya dan wajah dira yang disembunyikan dibalik helm) namun, bukannya dihukum atau ditilang, atasannya yang mempunyai jabatan lebih tinggi memerintahkannya untuk melepaskannya saja. irham kecewa. bukannya kapok, dira malah mengulangi perbuatannya masuk ke jalur transjakarta lagi, bahkan kali ini sambil melihat ke arah Irham seperti meledek kalau dia lebih hebat dari irham, polisi.  
"Pak, kenapa kita tidak tangkap saja orang itu?"
"Dia sudah sering ditangkap, tapi masih seperti itu. dia musiman seperti itu, kadang-kadang dia taat, kadang-kadang masuk jalur busway. coba saja kamu tangkap, pasti nanti dia seperti itu lagi. tapi, hati-hati orang tuanya tentara,"
 Nah, akhirnya karena geram si irham nangkep si Dira lagi. irham juga memerintahkan dira untuk melepaskan helmnya, disinilah irham mengetahui kalau sebenarnya pengendara nakal yang dipanggilnya bapak-bapak adalah gadis manis dan bernama dira. pertemuan kali ini membuat irham jatuh cinta, ditambah adegan kecelakaan yang menimpa dira. disini, irham bertindak sebagai pelindung bagi orang yang dia cintai *eaaa membawa dira kerumah sakit, membayar biayanya, bahkan mengantarkan irham pulang.... dan, ada yang berbunga-bunga dihati dira ketika mengingat irham. karena kecelakaan itu, ayah dira tidak memperbolehkan dira mengendarai motor sendiri ke kampus. singkat cerita, dira meminta irham mengantarkannya ke kampus tiap hari, namun, karena berat di tugas akhirnya fajar yang menawarkan diri untuk mengantarkannya. membuat irham yang melihatnya dari kejauhan cemburu, bukan saja irham, fajar juga cemburu karena dira terus meminta fajar memperlambat laju motornya hanya untuk melihat irham dipos tempat irham biasa berjaga. duh, panas-panas-panassss.

sampai suatu saat, keadaan perpolitikan di indonesia memanas. membuat fajar, sang pemimpin demonstran bagi mahasiswa di trisakti merencanakan agar demonstrasinya berjalan baik dan tidak anarkis. ini juga membuat irham berjaga di titik-titik dimana para demonstran akan muncul, meski sebenarnya ini bukan keinginannya untuk berlawanan dengan rakyat tapi ini kewajibannya. dimana, dia hanya seorang polisi yang ditugaskan oleh aparat negara dan atasannya dengan jabatan yang lebih tinggi. Dira bingung harus membela ke arah siapa, bagi gadis ini politik bukanlah urusanya. yang dia ingin, fajar dan irham selamat. yang membat saya nyesek abis, dira meminta fajar membawanya kepada irham karena dia sangat khawatir dengan polisi itu, tapi setelah sampai dilokasi...... irham malah mengusirnya, dan memerintahkan gadis itu pulang dengan mobil yang bertugas membawa korban-korban yang terluka. disini, kekalutan hati irham terjadi antara keinginannya untuk pulang bersama gadis yang dia cinta, atau tetap disini bersama maut yang siap menjemput kapan saja. 
"Jika ini memang akhir dari aku, semoga satu waktu nanti kalian tahu... bahwa aku bukan musuh kalian. jangan pernah membenciku karena jalan yang kuambil. karena aku pun menghormati jalan kalian." - halaman 245.
"Cinta bisa datang kapan saja, bahkan dari debu yang menusuk matamu, awalnya terasa pedih, lalu seseorang akan datang meniupkan cintanya, mengusir debu, mengalirkan kelembutan menuju hati. Terimalah jika saat itu tiba. kenapa? karena engkau tidak akan bisa menolak!" halaman 278. 

Ada beberapa typo dalam novel ini, yang saya ingat ada di halaman 73. namun, itu semua tidak berarti karena yang penting pembaca masih dapat mengerti dan memahami tulisannya. Reza Nufa menurut saya adalah penulis yang kritis, penulis yang berani dalam mengekspresikan pemikirannya terhadap politik di negara kita ini. ke-kritisan ini membuat saya sadar  Sesungguhnya politik bukan dunia yang licik dan picik, hanya terkadang hati yang berubah ke arus salah. dimana seseorang yang sudah berkuasa akan cenderung mempertahankan kekuasaannya bagaimanapun caranya. pejabat-pejabat yang korup dan bersalah telah gagal dalam menjawab pertanyaan ini "diantara keinginan dan kewajiban, mana yang kamu pilih?" meski pada awalnya semua orang akan memilih kewajiban, kita tidak tahu bagaimana kehidupan kita didepan. apakah kita masih memegang teguh prinsip kebenaran, atau hati kita sudah beralih untuk sekedar mempertahankan kekuasaan, kekayaan dan jabatan. 

Reza nufa berhasil membuat novel bertema politik ini dengan menggabungkan sebuah peristiwa yang terjadi di masa lampau, dimana kita di ingatkan lagi tentang kejadian 15 tahun lalu di universitas trisakti dimana ada 4 mahasiswa yang berusaha menyerukan pendapatnya, menyalurkan aspirasi rakyat harus menerima kematian sebagai jalan akhirnya. lalu, juga peristiwa di 2012 mengenai kebijakan pemerintah yang menaikkan bahan bakar minyak, dimana kala itu terjadi demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah. menariknya, kak Reza Nufa menciptakan karakter "pak herman (sebagai ayah dira)" dimana dia berhasil menggambarkan bagaimana rakyat mensikapi berita-berita yang tersaji di media khususnya televisi lewat tokoh pak herman itu dan lewat karakter dira yang polos dan tidak peduli pada politik, yang dia pedulikan adalah orang-orang yang dia cinta dan sayang selamat dimana karakter dira ini menurut saya adalah sindiran terhadap para remaja indonesia yang sekarang ini kebanyakan galau-galau-melow karena cinta. benar enggak sih kak? hehehe menurutku sih. kata-kata pak herman yang menurut saya paling ngena dihati itu saat beliau mensikapi sebuah berita ditelevisi yaitu :
"Mahasiswa berdatangan dari banyak arah, diperkirakan jumlah mereka lebih dari sepuluh ribu orang. kami belum mendapat konfirmasi berapa jumlah korban yang jatuh, tetapi beberapa orang polisi sempat terlihat terkapar akibat terkena lemparan batu," laporan langsung seorang reporter.
"Kasihan mereka, saling lempar batu, tapi orang yang harusnya kena lempar justru duduk nyaman," celoteh pak herman. -halaman 181
Revolusi adalah novel yang tercipta dari buah pikiran penulis atas peristiwa politik indonesia pada 2011. dimana kala itu perpolitikan indonesia sedang panas-panasnya, ada tingkah polah para pejabat yang ketahuan korupsi dan membuat rakyat semakin sakit hati , intrik yang licik dan picik, hampir tidak ada kabar baik. bahkan, senyuman terbaik justru datang dari tersangka koruptor dilayar televisi. menurut saya, novel ini wajib dimiliki berbagai kalangan agar lebih peka terhadap peristiwa-peristiwa politik yang terjadi dinegeri ini, untuk kalangan remaja khususnya yang tidak peduli dan hanya peduli soal cinta yang katanya tumbuh dari hati semoga bisa lebih peduli mengenai politik dinegeri sendiri, jangan cuma tahu dan suka bola, tanpa mau tahu keadaan negara. untuk kalangan pejabat, biar kalian tahu kalau kalian itu kadang dipandang sebagai orang jahat dimata rakyat. 


***
Bahagia kalau berhasil mendapatkan buku dengan gratisan wkwk yap, buku ini saya dapat pada tanggal 26 Agustus 2013 lewat kuis yang diadakan sama kak Reza Nufa ditwitternya @rezanufa tapi, saya lupa sih mina tanda tangganya :( Maaf ya kak, saya baru sempet bikin resensinya hari ini. heheheh :D

Informasi yang saya dapatkan di novel ini yang membuat saya tercengang adalah trending topic twitter pernah #PresidenTurun! dan pernah terjadi penutupan akses twitter yang terjadi tanggal 14 Juni 2012, sumpah saya baru tahu wkwkw dan saya dibuat ketawa, yappp novel ini lengkap deh pokoknya. bikin saya deg-deg-an karena irham si polisi kalem, dan penasaran gimana akhirnya....... marah, bahkan saya dibuat nangis saat kejadian dimana dira nyusul irham.... kata-katanya irham ituloh, nusuk. beneran. semoga makin banyak penulis-penulis kritis seperti kak reza nufa dan tere liye di dunia kepenulisan indonesia :"D aamiin.

Post a Comment